Senin, 01 April 2013
KESEHATAN MENTAL : KONSEP SEHAT, SEJARAH KESEHATAN MENTAL, PENDEKATAN DAN TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
0 komentar Diposting oleh Galluh di 5:51:00 AM
Sehat
menurut saya adalah suatu kondisi dimana tubuh atau jasmani dalam keadaan prima
dan normal serta bisa melakukan kegiatan tanpa lelah fisik yang berlebih
seperti orang sakit. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai “keadaan lengkap
fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”. Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa kesehatan
adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan.
Konsep
sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya.
Menurut White (1977) Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu
diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu
penyakit dan kelainan. Sedangkan menurut Pepkin’s Sehat adalah suatu keadaan
keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan
penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu : 1. Udara 2. Air 3. Makanan dan Minuman 4. Keseimbangan Emosi 5. Olahraga Teratur 6. Istirahat Cukup
Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu : 1. Udara 2. Air 3. Makanan dan Minuman 4. Keseimbangan Emosi 5. Olahraga Teratur 6. Istirahat Cukup
·
Konsep
sehat berdasarkan :
1. Dimensi Emosi
Menurut Goleman emosional merupakan
hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang. Emosi menurut kebanyakan orang
adalah keadaan seseorang yang sedang marah, padahal sebenarnya emosi itu tidak
hanya pada saat seseorang marah saat bahagia pun itu juga disebut emosi.
Kemarahan bisa juga disebut emosi negatif sedangkan senang bisa disebut emosi
positif. Menurut saya konsep sehat dimensi emosi adalah dimana seseorang dapat
mengimbangi keadaan emosi positif dengan emosi negatif ataupun seseorang yang
sudah pandai mengendalikan emosi dalam dirinya.
2. Dimensi Intelektual
Seringkali kecerdasaan atau intelektual
seseorang dikaitkan bagaimana seseorang dapat mengendalikan emosi serta
kesehatannya. Karena kecerdasan juga berperan dalam pengendalian sesuatu
ataupun memutuskan dan memilih konsep – konsep yang baik.
3. Dimensi Sosial
Kesehatan mental seseorang jika
diukur dari dimensi sosialnya adalah bagaimana seseorang dapat melakukan
interaksi sosial yang baik dengan lingkungan sekitar dengan suku, agama, ras
ataupun kewarganegaraan yang berbeda.
4. Dimensi Fisik dan Mental
Fisik seseorang dikatakan sehat
apabila tidak merasakan sakit dan dapat beraktivitas secara normal dan optimal.
Serta keadaan seluruh organ tubuh berjalan normal tidak memiliki gangguan.
Sedangkan mental seseorang dikatakan sehat apabila emosi dan pikiran seseorang
berjalan baik atau sehat seperti dapat mengendalikan emosi dan merubah pikiran
yang negatif menjadi positif.
5.
Dimensi Spiritual
Spiritual
adalah sesuatu yang berhubungan dengan kerohanian atau keagamaan. Spiritual
seseorang dikatakan baik apabila dapat mengekspresikan rasa syukur dan
kepercayaan kepada Tuhan serta menjauhi
segala larangan-Nya dan menjalankan perintah-Nya.
·
Sejarah
Perkembangan Kesehatan Mental
Semua
ilmu pasti tidak lepas dari sejarah kemunculan dan perkembangannya, begitupun
kesehatan mental yang mempunyai sejarah perkembangannya. Sejarah perkembangan
kesehatan mental dimulai dari era pra ilmiah sampai era ilmiah (modern).
A. Era pra Ilmiah
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu sikap terhadap
gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animisme,
ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasisi oleh roh-roh atau
dewa-dewa. Orang primitif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu
berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda
tersebut.
Orang yunani percaya bahwa gangguan
mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari
kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra
dari korban.
2. Kemunculan Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi
animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikuutnya
mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan
pendekatan ”Naturalisme”, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental
atau fisik itu merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh,
dewa, syetan atau hantui sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika anda
memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan memicu bau
yang amis, akan tetapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantuyang melukai
badan anda”.
Ide naturalistik ini kemudian
dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan
atau pembedahan hewan.
Dalam perkembangan selajutnya,
pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi dikalangan orang-orang
kristen. Seorang dokter perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan
filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit
mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di
rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniac) dirantai, diikat ditembok dan
ditempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebih,
adan mereka dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan disekitar ruimah
sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak menunjukkan
lagi kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri.
B. Era Ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam
sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan
tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat
berkembangnya Psikologi Abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada
tahun 1783. Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan
pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang berkembang menjadi suatu ”Body Of
Knowledge” berikut gerakan-gerakan yang teorganisir.
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi
oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dari
dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers.
Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan
mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix
lahir pada tahun 1802 dan meninggal duinia tanggal 17 July 1887. Dia adalah
seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap
orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama
40tahun dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila
secara lebih manusiawi.
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan
mental secara formal mulai muncul. Selama dsekade 1900-1990 beberpa organisasi
kesehetran mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin
(ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan gerakan-gerakan
dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers
(1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The
Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang
luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang
sangat manusiawi.
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan
mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For
Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat
lainnya, yaitu ”National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health
Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.
Gerakan kesehatan mental ini terus
berkambang, sehingga pada tahun 1075 di Amerika serikat terdapat lebih dari
seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan
ini dikembangkan melalui ”The World Federation For Mental Health” dan “The
World Health Organization”.
·
Pendekatan
Kesehatan Mental
Disini
akan dijelaskan pendekatan kesehatan mental menurut :
1. Orientasi Klasik
Klasik
memiliki arti sempit, karena kajian ilmu kesehatan mental lebih diperuntukkan bagi orang yang mengalami gangguan & penyakit jiwa. Pendekatan ini banyak digunakan untuk
penyembuhan ktraumatik di masa lalu.
2. Penyesuaian Diri
Difokuskan
bagaimana individu dapat menyesuaikan diri di lingkungan sekitarnya serta menyesuaikan dengan norma
yang berlaku.
3.
Pengembangan Potensi
Pendekatan
yang difokuskan pada potensi yang ada pada diri seseorang. Bagaimana potensi
seseorang untuk menjadikan dirinya dewasa ataupun untuk menempatkan dirinya
sesuai keinginannya.
·
Teori
Kepribadian Sehat
1. Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis
telah memberi kepada kita hanya sisi yang sakit dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah
laku neurotis dan psikotis
2. Aliran Behavioristik
Behaviorisme
memperlakukan manusia sebagai suatu mesin “suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara – cara sesuai dengan
hukum.”
3. Aliran Humanistik
Menurut aliran ini pribadi yang sehat adalah
apabila individu dapat menerima diri
apa adanya.
4. Pendapat Allport
Ada
segi lain dari konsepsi Allport tentang kepribadian sehat yang mungkin terlihat paradoks. Dia mengemukakan
bahwa meskipun subtujuan – tujuan yang dekat dapat
dicapai, namun tujuan terakhir tidak dapat dicapai. Teori Allport tentang dorongan dari kepribadian yang sehat
memasukkan juga “prinsip penguasaan dan kemampuan”
yang berpendapat bahwa orang yang matang dan sehat tidak cukup dengan melaksanakan atau mencapai tingkat yang
sedang.
5. Pendapat Carl Rogers
Rogers
menempatkan suatu dorongan yang sistemnya tentang kepribadian : memelihara, mengaktualisasi, dan
meningkatkan semua segi individu. Syarat utama bagi
timbulnya kepribadianyang sehat adalah penerimaan. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang yang
diberikan dengan bebas, dan sikap yang ditampilkannya
bagi anak itu menjadi norma dan standar yang diinternalisasikan.
6. Pendapat Abraham Maslow
Dalam
pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang
dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Akan tetapi ada lebih banyak
hal yang terkandung dalam teorinya tentang dorongan manusia.
7. Pendapat Erich Fromm
Fromm
melihat kepribadian hanya sebagai suaut produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa
harus didefenisikan menurut bagaimana baiknya
masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu
menyesuaikan diri dengan masyarakat. Faktor
kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan manusia.
Sumber :
Schultz, Duane.
1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta:
Kanisius.
Label: soft skill 4
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)